Pernah mendengar kata maggot? Ternyata ia adalah sejenis belatung yang mungkin terlihat menjijikkan bagi sebagian orang. Maggot adalah larva yang dihasilkan oleh jenis lalat tentara hitam (black soldier fly/BSF) atau bahasa Latinnya disebut Hermetia Illucens.
Percaya atau tidak, budidaya larva maggot akhir-akhir ini menarik perhatian banyak orang. Banyak yang meraup keuntungan jutaan rupiah per pekan bagi kelompok atau perorangan yang berhasil membudidayakan maggot ini.
Penguraian sampah organik
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi di Indonesia. Sampah dibagi menjadi dua jenis, yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup atau alam dan dapat terurai secara alami di lingkungan.
Sampah organik dibedakan lagi menjadi bentuk basah dan kering. Bentuk kering meliputi sisa-sisa ranting pepohonan, daun kering, tulang dan lain-lain.
Sedangkan contoh bentuk basah seperti sisa sayuran, buah, daging dan sampah dapur lainnya. Sampah organik bentuk basah lebih cepat membusuk dan dapat terurai lebih cepat dibandingkan sampah organik kering.
Sampah organik dapat terurai secara alami, namun permasalahannya adalah produksi sampah organik terus meningkat jumlahnya, menumpuk dan membusuk sehingga mengganggu dan dapat berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, sampah organik harus diolah dengan tepat dan cepat melalui proses yang sederhana, murah dan ramah lingkungan.
Sampah organik umumnya diolah menjadi kompos, vermikompos dan biogas. Banyak keuntungan jika dilakukan pengolahan dengan maggot. Maggot mampu menguraikan sampah dalam waktu yang singkat, sehingga sampah organik tidak menimbun dan cepat terurai. Bau busuk dan menyengat dari sampah organik dapat dikurangi.
Prinsip penguraiannya, sampah organik dijadikan media pakan sumber nutrisi untuk maggot. Koloni maggot BSF selanjutnya menguraikan sampah dan dihasilkan panas sehingga mampu mengompos sampah organik.
Manfaat sampingan yang dihasilkan oleh maggot adalah residunya. Residunya dapat dijadikan pupuk yang dapat menyuburkan tanaman. Residu limbah air dapat diolah menjadi biogas.
Budidaya Maggot
Secara kimia, maggot BSF mengandung protein, asam amino, asam lemak, mineral, dan nutrisi lain yang tinggi. Berdasarkan kandungan kimia ini, maggot dijadikan pakan ternak alternatif seperti unggas dan ikan.
Maggot BSF tidak membawa penyakit sehingga aman untuk dikonsumsi hewan ternak. Bahkan, maggot BSF dapat dikeringkan dan dimanfaatkan untuk manusia. Akhir-akhir ini pihak asing kabarnya mengembangkan maggot untuk bahan kosmetik. Beberapa negara asing seperti Jepang dan Eropa mengimpor maggot kering dari Indonesia dalam jumlah besar.
Budidaya maggot relatif mudah, aman dan bersih.
Berbeda dengan lalat hijau yang biasa berkembang biak pada media yang kotor atau busuk sehingga mudah mendatangkan kuman dan bakteri. Untuk memancing maggot datang hanya diperlukan media berfermentasi dan lalat BSF kemudian berkembang biak di tempat yang telah disiapkan.
Banyak informasi di buku dan media online yang bisa dipelajari bagaimana tahap-tahap budidaya maggot. Akhir-akhir ini semakin banyak orang yang sukses menggeluti budidaya maggot dengan keuntungan besar. Dengan demikian, budidaya maggot merupakan salah satu peluang bisnis yang berpotensi untuk meraih keuntungan yang menggiurkan. Sabar, ulet, jauh dari rasa jijik dan sungguh-sungguh merupakan kunci sukses menurut penuturan pelaku bisnis di bidang ini. (*)
*) Nafisya Nurrahmadiani Yuwono, Mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi, Prodi Biologi, Universitas Airlangga
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Ketentuan pengiriman naskah opini:
Naskah dikirim ke alamat email [email protected]. Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
Panjang naskah maksimal 800 kata
Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
Hak muat redaksi