Menjadi Oposisi dalam Pemerintah, Mengapa Tidak?

Jurnalis: Wawan Saputra
Editor: Mustopa

3 Desember 2024 10:48 3 Des 2024 10:48

Thumbnail Menjadi Oposisi dalam Pemerintah, Mengapa Tidak? Watermark Ketik
Oleh: Wawan Saputra*

Dalam sistem demokrasi, keberadaan oposisi memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan kekuasaan.

Oposisi bukanlah sekadar pihak yang berseberangan dengan pemerintah, melainkan sebuah elemen yang berfungsi sebagai pengawas, pengimbang, dan pemberi alternatif kebijakan.

Sayangnya, sering kali oposisi dipandang negatif, seolah-olah mereka adalah penghambat kemajuan. Namun, menjadi oposisi adalah sebuah pilihan yang bermakna dan penting bagi kelangsungan demokrasi.

Mengapa Oposisi Penting?

Oposisi berperan sebagai pengawas kinerja pemerintah. Mereka memastikan bahwa setiap kebijakan dan tindakan yang diambil pemerintah berada dalam koridor hukum dan berpihak pada rakyat. Tanpa oposisi, ada risiko besar terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.

Tidak semua rakyat mendukung pemerintah yang sedang berkuasa. Oposisi menjadi jembatan untuk menyuarakan aspirasi kelompok-kelompok yang merasa tidak terwakili dalam kebijakan pemerintah.

Oposisi bukan hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi. Mereka menyajikan ide-ide alternatif yang dapat menjadi bahan evaluasi atau bahkan diadopsi oleh pemerintah demi kebaikan bersama.

Dalam demokrasi, keberagaman gagasan adalah kekuatan. Oposisi membantu menciptakan diskusi yang sehat dan kritis, sehingga rakyat dapat memahami berbagai sudut pandang sebelum mendukung atau menolak suatu kebijakan.

Mengapa Tidak Takut Menjadi Oposisi?

Menjadi oposisi bukan berarti memusuhi pemerintah. Ini adalah tentang menjalankan fungsi check and balance demi menjaga demokrasi tetap sehat.

Bergabung dengan oposisi adalah bentuk keberanian untuk tetap teguh pada prinsip, meskipun itu berarti melawan arus. Ini adalah cara untuk menunjukkan integritas dalam politik.

Oposisi yang konstruktif menunjukkan kepada generasi muda bahwa politik tidak harus tentang kekuasaan semata, tetapi tentang memperjuangkan kepentingan rakyat dengan cara yang bermartabat.

Oposisi yang Konstruktif

Penting untuk diingat bahwa oposisi yang ideal adalah oposisi yang konstruktif. Mereka tidak hanya mencari-cari kesalahan, tetapi juga bekerja sama dengan pemerintah ketika kebijakan yang diusulkan sesuai dengan kepentingan rakyat. Kritik harus didasarkan pada data dan fakta, bukan sekadar kepentingan politik sempit.

Menjadi oposisi adalah bagian integral dari demokrasi yang sehat. Ini bukan tentang pertentangan semata, melainkan tentang menjalankan tanggung jawab moral untuk memastikan pemerintahan berjalan dengan baik dan adil.

Dalam sistem demokrasi, menjadi oposisi bukanlah sebuah kegagalan, melainkan sebuah pilihan yang mulia untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kepentingan rakyat. Jadi, mengapa tidak menjadi oposisi?

*) Wawan Saputra merupakan jurnalis Ketik.co.id Biro Pasaman Barat

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email [email protected].
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Oposisi #Pilkada2024 Pemerintah