Bulan Ramadan 1445 H telah melewati minggu kedua. Umat muslim yang menjalankan ibadah puasa tidak terasa telah melewati fase 10 hari pertama. Sementara fase 10 hari kedua dan fase 10 hari terakhir tinggal menunggu waktu.
Puasa Ramadan wajib bagi umat Islam yang kesehatanya prima. Fase 10 hari pertama adalah turunnya Rahmat Allah SWT. Umat muslim perlu berjuang terus karena 10 hari kedua pahalanya adalah pengampunan.
Umat muslim yang sabar dan tawakal tentu akan sampai pada fase hari 10 hari terakhir. Sebab, pada fase ini Allah SWT akan memberikan “hadiah” yaitu terbebas dari api neraka.
Fase 10 hari terakhir inilah lebih banyak pahala. Menginjak fase terakhir ada momen yang ditunggu umat muslim. Keistimewaan fase ini ada turunnya malam Lailatul Qadar. Istilah kerennya disebut malam seribu bulan. Luar biasa bagi umat muslim yang bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Bagi umat Islam yang berpuasa tahun ini bisa dikatakan beruntung. Sebab, bulan Ramadan kali ini dalam musim penghujan. Meski ada sisa musim kemarau yang panasnya tidak terlalu menyengat kulit.
Setiap fase puasa Ramadan tentu mempunyai keistimewaan. Sayang kalau umat muslim yang tidak melaksanakan puasa sepenuh hati. Artinya percuma bila ikut-ikutan puasa. Ikut puasa, tapi yang diperoleh hanya rasa haus dan lapar belaka. Selama Ramadan banyak Rahmat Allah SWT yang diberikan kepada umatnya.
Salah satu tujuan puasa Ramadan adalah sebuah pembelajaran, penggemblengan, ketaatan terhadap perintah Allah. Artinya tujuan mendidik umat muslim agar lebih bertakwa. Bertakwa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu menjalankan perintah dan menjahui segala larangan yang ditetapkan Allah. Perintah ini harga mati dan harus ada dalam jiwa setiap orang muslim.
Orang yang bertaqwa dengan sebenarnya maka mereka akan selalu mendapatkan petunjuk. Sudah jelas petunjuk tersebut tertulis dalam Al Quran yang di dalamnya terdapat segala aktivitas kehidupan.
“Mereka berada di atas petunjuk dari Tuhan mereka. Mereka itulah orang yang beruntung’’. (Qs. Al Baqarah :5).
Dalam kehidupan di dunia tenyata taqwa yang sebenarnya masih ada yang perlu kita perhatian. Dan hal ini harus terjermin dari pribadi masing-nasing umat muslim.
Bertaqwa lebih elok lagi bila disertai dengan hati bersih (Qolbun Salim). Apakah selama sebulan penuh berpuasa ini merupakan tugas wajib bagi umat Islam? Ataukah hanya mengejar pahala yang dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Nah, salah satunya pembelajaran selama bulan Ramadan ini adalah mengenal Qulbun Salim. Dua kata ini kalau diterjemahkan artinya Hati Bersih.
Secara ringkas apa yang dikatakan dengan Qolbun Salim adalah berkaitan dengan hati. Hati manusia salah satu dari organ tubuh adalah karunia Allah SWT. Hati tingkatnya salah satu organ yang bisa dikatakan istimewa.
Seorang bisa membedakan hal yang baik, buruk, sifat arogan, ambisius, terpuji atau tercela. Hanya dari hatinya.
Hati memiliki beberapa sifat, yaitu qoulbum salim, qolbun maridh dan qolbun majjit. Dalam urutan qulbun tersebut, dalam bulan puasa ini sedikit kita kenalkan qolbun salim.
Dalam Al Quran, qulbun salim ada pada surat As-Syu’araa ayat 89. Bunyinya: Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati bersih yang selamat dari noda dan dosa.
Nah, dalam bulan Ramadan ini merupakan salah satu kesempatan yang baik untuk belajar membersihkan hati. Seorang yang memiliki hati bersih tentu tidak semudah membalik telapak tangan.
Banyak penafsiran dari para ulama agar bisa memiliki hati bersih. Salah satu untuk mencapai Qolbun Salim (Hati Bersih) adalah sabar dan banyak istighfar.
Karena itulah, mumpung masih dalam bulan Ramadan yang penuh berkah. Selama Ramadan ini masih ada kesempatan yang baik untuk belajar memberihkan hati.
Selamat Berpuasa. Mohon Maaf Lahir Batin.
*) Sudirman adalah Wartawan senior dan redaksi Ketik.co.id
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email [email protected].
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)